
Ketahanan pangan merupakan salah satu aspek penting dalam
pembangunan bangsa. Dalam upaya mendukung program ketahanan pemerintah pusat,
Desa Labang mengambil langkah strategis dengan melakukan penanaman jagung
hibrida. Kegiatan ini tidak hanya bertujuan untuk meningkatkan produksi pangan
lokal, tetapi juga menggairahkan semangat gotong royong di kalangan masyarakat.
Labang, 27 Oktober 2025 - Ketahanan pangan merujuk pada kemampuan suatu wilayah untuk
menyediakan pangan yang cukup, aman, bergizi, dan terjangkau bagi seluruh
penduduknya. Di tingkat desa, ketahanan pangan berperan sangat penting untuk
menunjang kesejahteraan masyarakat. Dalam konteks hukum, Undang-Undang No. 18
Tahun 2012 tentang Pangan menekankan perlunya keterlibatan masyarakat dalam
menjaga ketahanan pangan di tingkat lokal. Melalui desa sebagai unit
pemerintahan terkecil, kebijakan-kebijakan terkait pangan dapat lebih efektif diterapkan,
mengingat pemahaman dan kebutuhan masyarakat setempat yang lebih baik.
Program ketahanan pangan di desa bertujuan untuk menciptakan
kemandirian masyarakat dalam penyediaan pangan. Hal ini sejalan dengan visi
pemerintah pusat untuk mencapai swasembada pangan. Dengan adanya dukungan hukum
yang jelas, desa-desa diharapkan mampu mengembangkan potensi pertanian mereka,
termasuk melalui penanaman komoditas unggulan seperti jagung hibrida.
Pada hari Senin, 27 Oktober 2025, Pemerintah Desa Labang
melaksanakan kegiatan penanaman jagung hibrida yang dihadiri oleh berbagai
tokoh masyarakat. Camat Belimbing, Felix Triudadin, M.BA, Kepala Desa Labang,
Dini Aminarti, Ketua BPD, Rejeki, serta anggota BPD dan pendamping desa turut
serta dalam kegiatan ini. Keberadaan para pendamping, seperti Megawati, S.Pd
dari Pendamping Desa dan Heri Haryanto dari Pendamping Lokal Desa, menunjukkan
semangat kolaborasi yang kuat dalam mendukung program ketahanan pangan.Kegiatan ini diawali dengan sosialisasi tentang manfaat dan
teknik penanaman jagung hibrida. Para petani desa diajak untuk memahami
keunggulan jagung hibrida yang memiliki produktivitas tinggi dan tahan terhadap
hama. Dengan teknik budidaya yang tepat, mereka diharapkan bisa mendapatkan
hasil panen yang optimal. Kegiatan penanaman dilakukan secara bersama-sama,
yang tidak hanya menyatukan masyarakat dalam satu visi, tetapi juga menciptakan
rasa solidaritas antarwarga.
Keterlibatan berbagai pihak dalam kegiatan penanaman jagung
hibrida sangat krusial. Babinsa, Inggo Maryono, dan Bhabinkamtibmas, Julidadi
Yoyoh, hadir untuk memberikan dukungan dan memastikan keamanan serta kelancaran
kegiatan. Perangkat desa dan kader Posyandu juga aktif berperan dalam
mengedukasi masyarakat tentang pentingnya ketahanan pangan dan teknik pertanian
yang modern. Partisipasi aktif masyarakat dalam kegiatan ini mencerminkan
kesadaran mereka akan perlunya peningkatan ketahanan pangan di desa. Semua
elemen, dari kepala desa hingga masyarakat umum, bersatu dalam satu tujuan:
memajukan pertanian desa dan mencapai kemandirian pangan. Gotong royong dalam
penanaman jagung hibrida ini menjadi simbol dari kekuatan komunitas Desa
Labang.
Program penanaman jagung hibrida di Desa Labang adalah
contoh nyata dari upaya mendukung ketahanan pangan yang dicanangkan oleh
pemerintah pusat. Dengan landasan hukum yang jelas dan partisipasi aktif
masyarakat, diharapkan inisiatif ini dapat membawa manfaat jangka panjang,
tidak hanya dalam hal peningkatan produksi pangan, tetapi juga dalam memperkuat
ikatan sosial antarwarga.
Semoga kegiatan ini menjadi inspirasi bagi desa-desa lain
untuk turut serta dalam membangun ketahanan pangan, sehingga setiap masyarakat
dapat menikmati pangan yang cukup dan berkualitas. Masyarakat Desa Labang telah
menunjukkan bahwa dengan kerja sama, niat baik, dan komitmen, ketahanan pangan
bukanlah sekadar cita-cita, tetapi sebuah kenyataan yang bisa diraih bersama.
Penulis : Blogger
Komentar
Posting Komentar